Di bengkel praktik Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), biasanya terdengar suara deru mesin, denting logam, dan sesekali canda mahasiswa yang sedang membongkar sistem transmisi atau menyetel pengapian. Tapi akhir-akhir ini, suasana sedikit berbeda. Meja yang biasanya dipenuhi alat bengkel kini dipenuhi laptop, print-out proposal, dan papan tulis penuh coretan ide.
Dari Praktik ke Gagasan: Bengkel Jadi Inkubator Ide
Banyak yang mengira mahasiswa otomotif hanya berkutat dengan baut dan oli. Tapi di UNIMMA, mereka dilatih bukan hanya untuk menjadi teknisi, tetapi juga inovator yang peka terhadap masalah nyata dan mampu menciptakan solusi orisinal. PKM bukan hal baru di UNIMMA, tapi tahun ini terasa berbeda. Ada semangat kolaborasi lintas jurusan, bimbingan intensif dari dosen, dan atmosfer kompetitif yang sehat. Fakultas Teknik UNIMMA secara khusus menargetkan peningkatan jumlah proposal lolos pendanaan dari Kemendikbudristek. Bagi mahasiswa, PKM adalah ruang ekspresi sekaligus ujian kemampuan berpikir kritis, berinovasi, dan berkomunikasi ilmiah.
Dosen Pembimbing, Pilar di Balik Layar
Tak ada keberhasilan tanpa pendampingan. Di balik semangat mahasiswa, ada para dosen pembimbing yang setia mengawal proses dari nol, mulai dari menggali ide, menyusun logika proposal, hingga revisi demi revisi teknis. Beberapa dosen bahkan menyediakan waktu khusus di luar jam kuliah untuk “klinik PKM” di bengkel kampus. Mereka percaya, PKM bukan beban tambahan, tapi investasi pembelajaran jangka panjang. “Di sini mahasiswa belajar manajemen tim, keuangan, logika berpikir, dan dokumentasi ilmiah. Ini semua akan berguna saat mereka kerja nanti,” ujar Fungky Dyan Pertiwi, M.T., salah satu dosen pembimbing PKM UNIMMA.