Mengenal Sensor IAT pada Sistem Common Rail Diesel: Fungsi, Ciri-ciri, dan Cara Pemeriksaannya
Dalam sistem injeksi common rail diesel modern seperti yang digunakan pada mesin Toyota Innova 2KD-FTV, berbagai sensor bekerja sama untuk memastikan pembakaran berjalan efisien, responsif, dan ramah lingkungan. Salah satu sensor penting tersebut adalah IAT Sensor atau Intake Air Temperature Sensor.

Simak Penjelasannya di sini ya

Apa Itu Sensor IAT?
Sensor IAT berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke ruang bakar melalui intake manifold. Informasi suhu ini dikirim ke ECU (Engine Control Unit) untuk membantu menghitung massa udara, mengatur waktu injeksi bahan bakar, serta mengoptimalkan rasio udara-bahan bakar agar sesuai dengan kondisi kerja mesin. Suhu udara masuk yang lebih dingin mengandung lebih banyak oksigen, sehingga memerlukan penyemprotan bahan bakar yang berbeda dibandingkan dengan udara panas.

Pada mesin diesel common rail seperti 2KD-FTV milik Toyota Innova, sensor IAT biasanya ditempatkan pada saluran intake udara dan seringkali terintegrasi dengan MAP sensor.

Ciri-ciri Sensor IAT:
Menggunakan termistor tipe NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu hambatan akan menurun ketika suhu meningkat.

Menghasilkan sinyal tegangan analog ke ECU berdasarkan suhu yang terukur.

Umumnya menghasilkan tegangan 0,5–4,5 Volt, tergantung suhu udara yang masuk.

Memiliki dua kabel: satu untuk tegangan referensi dari ECU dan satu lagi untuk sinyal kembali ke ECU.

Cara Mengecek Apakah Sensor IAT Masih Bagus
Untuk memastikan sensor IAT masih berfungsi dengan benar, pemeriksaan bisa dilakukan menggunakan AVO meter (multimeter) dalam mode ohm (Ω) untuk mengukur hambatan listrik.

Berikut langkah-langkah pengecekan menggunakan contoh mesin diesel Toyota Innova 2KD:

Lepas konektor sensor IAT dari intake manifold.

Atur multimeter ke pengukuran resistansi satu kilo ohm (1kΩ).

Ukur hambatan antar pin sensor saat suhu udara sekitar (suhu ruang ±25°C). Untuk sensor IAT tipe NTC, nilai resistansinya biasanya berkisar 2–3 kilo Ohm pada suhu ruang.

Panaskan sensor dengan meniupkan udara panas (bisa dari hair dryer atau mesin yang baru menyala).

Amati nilai resistansi. Seiring naiknya suhu, resistansi harus menurun secara signifikan. Misalnya, pada suhu 60–80°C, nilai resistansinya bisa turun menjadi 300–500 Ohm.

Bandingkan dengan data spesifikasi pabrikan (jika tersedia) atau gunakan range umum sensor NTC untuk referensi.

Jika nilai resistansi tidak berubah atau justru naik saat dipanaskan, kemungkinan besar sensor sudah rusak.

Kesimpulan
Sensor IAT memang komponen kecil, tapi memiliki peran besar dalam menjaga performa mesin diesel common rail. Pemeriksaan berkala terhadap sensor ini dapat membantu mencegah boros bahan bakar, emisi tinggi, atau bahkan tarikan mesin yang berat. Dengan alat sederhana seperti AVO meter dan pemahaman dasar prinsip kerjanya, kita bisa mengetahui kondisi sensor hanya dalam hitungan menit.

Referensi:

  • Bosch Automotive Handbook – Common Rail Systems. (2019). Robert Bosch GmbH.

  • Toyota Innova 2KD-FTV Service Manual (EWD & Sensor Specs).

 


Program Studi D3 Mesin Otomotif UNIMMA merupakan Program Studi Unggulan dan Program Studi Terbaik di Magelang. Follow Instagram @teknikmesin_otomotifunimma juga Tiktok @teknik.mesin.oto.unimma  dan Youtube @ME-Unimma biar nggak ketinggalan informasi terbaru dari kami.


Yuk, Ikuti Media Sosial Kami!
Dapatkan informasi terbaru, inspirasi, dan berbagai kegiatan menarik lainnya dengan mengikuti akun resmi kami di media sosial.

  

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak digital ya..